ARIYOSDELOGIC : "Batu di Mata Arang"


Batu di Mata Arang

Lebur sudah segala ada, jadi batu, patah arang
Lalu kini terasa tinggal tanpa kesan
Dikau salah cara, membaca waktu, memaknai ruang
Kota ini tak lagi punya hati
Mau lari, kemana?
Kecil besar di basuh dosa pun!
Mau dikau maknai? 
Punya cara?
Kembali saja pulang jikalau ada!
Adapun kini, nanti tiada guna
Mereka batu, lalu kita para arang
Mereka tercoreng hanya di mata-mata arang
Batu tetaplah batu.

ariyosde
30 Oktober 2012
***
"Batu di Mata Arang" adalah sebuah analogi yang saya ciptakan sendiri tentang sebuah ketidak setaraan, yang mencerminkan betapa kotor dan tidak bisa disentuhnya mereka, kita sebut saja "oknum-oknum penguasa gila".
Kaum "patuh" adalah kaum mayoritas yang hanya bisa manut-manggut, tidak bisa berbica, kaum yang hanya bisa "emosi" tanpa "aksi".
Aspirasi tak memiliki arti karena masih "dikunci" oleh kendali.

***

ariyosde™

Semua penulis akan mati. Hanya karyanya yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di Akhirat nanti. (Ali Bin Abi Thalib)

No comments:

Post a Comment